Kata dokter hewan
Dokter Hewan Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Nugraha Jaya Inda Darmansah, menerangkan PMK membuat mulut dan hidung sapi luka. Sapi tidak mau makan karena sakit. Dalam kondisi terparah, sapi lemah, terjatuh, lumpuh, dan mati.
“Jelas dampaknya sangat merugikan. Kondisi ini sangat memukul para peternak sapi perah. Karena sapi tidak mau makan, produksi susu sapi menurun drastis. Ini otomatis berimbas pada menurunnya pendapatan. Belum lagi mereka tetap harus membeli pakan, dan membayar karyawan untuk perawatan,” kata Inda kepada Kompas.com Senin petang.
Inda menghitung, total populasi sapi perah di Kecamatan Cigugur sebanyak kurang lebih 1.500 ekor sapi. 200 ekor sapi di antaranya terpapar PMK. Lebih dari 2.000 liter susu sapi hilang dalam satu harinya dari total produksi total 15.000 liter.
Sebelum kondisi tersebut menjadi kian parah, pihaknya secara rutin, melakukan penyuntikan obat-obatan ke seluruh sapi perah anggotanya secara gratis, antara lain: antibiotik, anti demam, dan vitamin.
Upaya ini dilakukan nonstop atau tidak mengenal hari libur. Tim bergerak untuk mempercepat proses pembentukan imun tubuh sapi, yang lambat laun akan memberikan kesembuhan dari dalam tubuh sapi.
Inda menyebut, upaya yang dilakukan dirinya terhadap para anggota lambat laun berhasil. Ada sekitar 35 ekor sapi yang menuju ke kondisi sembuh dari yang sebelumnya parah. Inda meyakini kesadaran bersama para peternak untuk menghentikan sementara arus lalu lintas sapi, dan menjaga kebersihan dapat menolong.
Dua kunci utama itu harus dipatuhi oleh para peternak agar tidak mudah menyebarkan virus PMK dari satu kandang ke kandang lain.