WASHINGTON, AnambasPos.com – Pemimpin Islamic State (ISIS) tewas meledakkan diri bersama dengan anggota keluarganya saat serangan militer Amerika Serikat (AS) di Suriah. Presiden AS Joe Biden yang menyampaikan kematian Abu Ibrahim al-Hashemi al-Quraishi.
Kematian Quraishi, kata Biden, pastinya akan memberikan pukulan bagi upaya kelompok itu untuk mengatur kembali kekuatan mereka setelah kehilangan sebagian besar wilayah.
“Saat pasukan AS mendekati Quraishi di barat laut Suriah semalam, dia memicu ledakan yang juga menewaskan anggota keluarganya sendiri, termasuk anak-anak,” kata Biden, dilansir dari Straits Times, Jumat, (4/2/2022).
Biden mengatakan, ledakan itu begitu besar sehingga mayat-mayat keluar dari gedung lantai empat, tempat Quraishi berada di Koyta Atmeh. Pejabat AS menyalahkan ISIS atas adanya korban sipil dari insiden ini.
Baca juga: Pimpinan ISIS Ledakkan Diri saat Dikepung Pasukan AS
“Berkat keberanian pasukan kami, pemimpin teroris yang mengerikan ini tidak ada lagi,” seru Biden di Gedung Putih.
Quraishi merupakan orang Irak berusia 45 tahun. Ia menjadi bagian dari kelompok itu ketika mereka meluncurkan ekspansi kilat pada 2014 lalu.
Ia kemudian menggantikan pendiri kelompok itu, Abu Bakr al-Baghdadi yang tewas pada 2019. Baghdadi juga tewas meledakkan diri selama serangan oleh pasukan komando AS.
Biden dan pejabat AS menggambarkan Quraishi sebagai “kekuatan pendorong” di balik genosida minoritas Yazidi pada 2014 di Irak utara. Ia juga pengawas jaringan cabang ISIS dari Afrika hingga Afghanistan.
“Operasi tadi malam membawa seorang pemimpin teroris utama keluar dari medan perang dan telah mengirim pesan yang kuat kepada teroris di seluruh dunia: Kami akan mengejar dan menemukan Anda,” kata Biden.
Penduduk di Atmeh, dekat perbatasan Suriah-Turki, mengatakan helikopter-helikopter mendarat dan tembakan-tembakan berat serta ledakan-ledakan terdengar selama serangan yang dimulai sekitar tengah malam. Pasukan AS menggunakan pengeras suara untuk memperingatkan wanita dan anak-anak agar meninggalkan daerah itu.
Pentagon mengatakan 10 orang dievakuasi dari daerah serangan, termasuk anak-anak. Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS, mengatakan kepada Institut Timur Tengah yang berbasis di Washington bahwa mereka semua ‘bergerak dan aman’ dan ditinggalkan di tempat kejadian ketika pasukan AS pergi.
Prosedur militer A.S. untuk menjaga terhadap korban sipil berada di bawah pengawasan setelah serangan pesawat tak berawak yang salah di Afghanistan yang awalnya dipuji oleh Pentagon sebagai keberhasilan.