AnambasPos.com — Hari Osteoporosis Sedunia dirayakan setiap 20 Oktober.
Para ahli telah berupaya menemukan terapi terkini untuk mengatasi osteoporosis.
Pendekatan yang dilakukan sungguh komprehensif dengan pendekatan terapi personal berbasis teknologi terkini.
Osteoporosis adalah penyakit sistemik yang memengaruhi kerangka, menyebabkan penurunan kepadatan dan massa tulang, mengakibatkan kerusakan struktur mikro tulang dan peningkatan risiko patah tulang.
Karena osteoporosis adalah penyakit yang menyerang orang tua dan penuaan populasi dunia terus meningkat, sementara kasus penyakit ini dan beban keuangan pada sistem asuransi juga meningkat, maka perlu pemahaman lebih mendalam tentang osteoporosis untuk tindakan preventif.
Menurut sebuah laporan oleh US Surgeon General, sekitar 10 juta orang Amerika di atas usia 50 tahun menderita osteoporosis, dengan 34 juta lagi berisiko terkena penyakit ini.
Kejadian osteoporosis di AS sangat umum, dengan perkiraan 1,5 juta menderita patah tulang setiap tahun.
Menurut Salari N dkk (2021), prevalensi osteoporosis perempuan di dunia sekitar 23,1 berdasarkan 70 studi dengan jumlah sampel 800.457 wanita.
Adapun prevalensi osteoporosis pada pria sekitar 11,7 berdasarkan 40 studi dan jumlah sampel 453.964 lelaki.
Prevalensi osteoporosis tertinggi dilaporkan di Afrika mencapai 39,5 persen dengan ukuran sampel 2989 orang di rentang usia 18-95 tahun.
Tulang menyediakan struktur untuk tubuh, perlindungan untuk organ, dan penyimpanan mineral, seperti kalsium dan fosfor, yang penting untuk perkembangan dan stabilitas tulang.
Individu terus membangun tulang dan akan mencapai puncak massa tulang pada usia sekitar 30 tahun, setelah itu mereka mulai kehilangan massa tulang dengan mantap.
Meskipun puncak massa tulang sangat tergantung pada genetika, banyak faktor yang dapat dimodifikasi yang memengaruhi massa tulang, seperti nutrisi, olahraga, dan penyakit dan/atau obat-obatan tertentu.
Sepanjang hidup, tulang dirombak. Maksudnya, tulang terus-menerus diserap oleh osteoklas dan diganti dengan tulang yang baru, yang dibuat oleh osteoblas. Proses ini memungkinkan untuk pemeliharaan kekuatan mekanik dan perbaikan.
Ketidakseimbangan dalam aktivitas remodeling di mana resorpsi melebihi pembentukan dapat mengakibatkan perubahan patofisiologis yang terlihat pada osteoporosis.
Secara sederhana, penyebab osteoporosis utama adalah ketidakseimbangan antara pembentukan tulang dan resorpsi selama proses rekonstruksi tulang.
Di mana kecepatan penyerapan tulang lebih besar daripada pembentukan tulang, yang menyebabkan peningkatan pergantian tulang.
Gangguan homing, gangguan kemampuan diferensiasi osteogenik, dan penuaan sel punca mesenkim (MSC) adalah patogenesis (proses perjalanan) penting dari osteoporosis.
Lingkungan mikro yang tidak seimbang dan pengaturan imun yang tidak teratur juga memiliki dampak utama pada terjadinya dan berkembangnya osteoporosis.
Hormon dan faktor pertumbuhan juga berperan dalam mengatur fungsi tulang.
Estrogen dan testosteron memiliki efek signifikan pada remodeling tulang terutama menghambat kerusakan tulang.