“Kami secara tegas menolak seluruh tuduhan tidak benar, tidak berdasar, dan menyesatkan yang terus dipelihara oleh Vanuatu,” lanjutnya.
Sindy menegaskan bahwa tudingan Vanuatu itu hanya menciptakan konflik. Isu ini justru mengorbankan banyak nyawa tak berdosa.
“Tuduhan tersebut menciptakan harapan palsu dan kosong, serta hanya memicu konflik. Yang mirisnya, mengorbankan banyak nyawa tak berdosa,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sindy menilai Vanuatu hanya berpura-pura peduli pada isu-isu HAM. Namun, Vanuatu justru menutup mata atas tindakan teror kelompok kriminal bersenjata.
“Vanuatu secara sengaja menutup mata ketika kelompok kriminal separatis bersenjata ini membunuh para perawat, tenaga kesehatan, guru, pekerja konstruksi dan aparat penegak hukum,” ujarnya.
Sindy juga mempertanyakan mengapa Vanuatu diam ketika guru dibantai oleh KKB. “Ketika para guru dibantai tanpa belas kasihan, mengapa Vanuatu memilih diam?” katanya.
Dia meminta agar masalah Papua dilihat secara utuh. Semata-mata agar tak tersesat.
“Seluruh warga negara kami diperlakukan setara tanpa memandang latar belakang sosial budaya, agama, atau ekonomi. Bukalah mata Anda, dan lihat gambar utuhnya, lihatlah semuanya, atau Anda akan tersesat,” jelasnya.
Untuk diketahui, bukan pertama kali ini saja Vanuatu mengusik Indonesia di Sidang Umum PBB. Dalam sidang-sidang PBB tahun sebelumnya, Vanuatu terus mengungkit soal masalah HAM di Papua. Tercatat, negara kecil ini telah membawa isu Papua di Sidang PBB sejak tahun 2016.