Anambaspos.com – Rohingya, Antonio Guterres ‘sangat prihatin’ dengan laporan tindakan keras keamanan yang menewaskan ratusan Muslim Rohingya. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah memperingatkan bencana kemanusiaan yang menjulang di Myanmar barat setelah pembunuhan hampir 400 orang – kebanyakan Muslim Rohingya – dalam wabah kekerasan terburuk selama bertahun-tahun.
“Sekretaris jenderal sangat prihatin dengan laporan ekses selama operasi keamanan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar di Negara Bagian Rakhine dan mendesak pengekangan dan ketenangan untuk menghindari bencana kemanusiaan,” demikian bunyi sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya pada hari Jumat.
Kekerasan tersebut telah menyebabkan puluhan ribu orang Rohingya melarikan diri dan melintasi perbatasan ke Bangladesh, sementara puluhan orang yang putus asa telah tenggelam berusaha menyeberangi sungai perbatasan di dengan kapal darurat.
Laporan tentang pembantaian dan pembakaran desa secara sistematis telah menimbulkan kekhawatiran bahwa kekerasan di Rakhine telah terjadi di luar kendali.
Guterres mengatakan bahwa adalah tanggung jawab pemerintah untuk memberikan keamanan dan membiarkan badan bantuan menjangkau mereka bagi yang membutuhkan.
Dia juga mengapresiasi upaya pihak berwenang Bangladesh yang telah menerima para pengungsi rohingya untuk melintasi perbatasan.
Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan tertutup pada hari Rabu untuk membahas kekerasan tersebut, namun tidak ada pernyataan resmi mengenai krisis tersebut.
Sementara itu, Mevlut Cavusoglu, menteri luar negeri Turki, mendesak Bangladesh untuk membuka pintunya Bagi para Pengungsi Rohingya, beliau juga menambahkan bahwa Ankara akan membayar biaya tersebut.
“Kami juga memobilisasi Organisasi Kerjasama Islam,” katanya di provinsi Mediterania Antalya, menurut Badan Anadolu yang dikelola negara.
“Kami akan mengadakan pertemuan puncak mengenai Arakan [negara bagian Rakhine] tahun ini. Kita perlu menemukan solusi yang menentukan untuk masalah ini,” Cavusoglu menambahkan. (red/dn/rh)