Ekosistem logistik nasional
Perkembangan industri logistik Tanah Air disebut tertinggal 20 tahun dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Pasalnya, ongkos logistik di Indonesia mencapai 26 persen dari biaya produksi atau lebih tinggi dibandingkan dengan negara seperti Thailand dan Vietnam.
Mahalnya ongkos logistik dalam negeri tentu tak terlepas dari berbagai kendala. Misalnya, standarisasi sistem logistik yang baku untuk semua penyedia jasa maupun kenaikan tarif kargo yang tak bisa dibendung.
Sementara itu, pemerintah menargetkan biaya logistik nasional turun menjadi 10 persen terhadap Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB). Proyeksi ini menyusul upaya Indonesia dalam mencapai predikat negara berpenghasilan tinggi atau negara maju pada 2024 nanti.
Dirut Pelindo IV Prasetyadi menjelaskan integrasi Pelindo sangat diperlukan untuk meningkatkan konektivitas nasional dan standarisasi pelayanan pelabuhan sehingga biaya logistik menjadi lebih murah.
Di sisi lain, integrasi Pelindo juga akan memudahkan koordinasi pengembangan kawasan industri dan ekonomi khusus di sekitar pelabuhan di daerah-daerah sehingga mendorong peningkatan konektivitas hinterland yang akan berdampak pada meningkatnya volume ekspor-impor dan trafik pelabuhan.
“Selain berkontribusi positif pada perekonomian nasional, integrasi juga merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah,” terang dia.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pun meminta agar seluruh pihak mengembangkan National Logistic Ecosystem (NLE) atau Sistem Ekosistem Logistik Nasional di beberapa pelabuhan.
Saat ini pemerintah telah melakukan sejumlah upaya, seperti simplifikasi proses bisnis di pemerintahan, integrasi sistem layanan logistik di pemerintah maupun swasta, hingga kemudahan transaksi pembayaran. Hal tersebut sejalan dengan telah diluncurkannya Batam Logistic Ecosystem (BLE) pada 18 Maret 2021 oleh Kemenko Marves.
Pada masa mendatang, terdapat beberapa isu yang perlu dikoordinasikan, seperti percepatan penerapan NLE di seluruh pelabuhan Pelindo 1, 2, 3 dan 4 yang berjumlah 112, penataan tenaga kerja bongkar muat (TKBM), penataan kelembagaan kekarantinaan, serta penataan tata ruang pelabuhan.
“Saya minta kepada semua, target kita 10 pelabuhan setelah Batam. Coba disusun timetable-nya dan kendalanya apa. Kita akan address (selesaikan) satu-satu supaya semuanya jalan,” seru Luhut dalam keterangan resminya.