JAKARTA, Anambaspos.com — PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terus melakukan percepatan progres konstruksi dan persiapan operasi dan perawatan kereta api (KA) cepat Jakarta-Bandung. Termasuk, menyiapkan sistem persinyalan yang menjadi salah satu kunci keselamatan operasi.
Manager Technical Design PT KCIC Indra Yulianto menyebutkan, untuk persinyalan kereta cepat akan menggunakan teknologi GSM-R sebagai teknologi transmisi data (train control data) mengadopsi teknologi yang dipakai di China Railway.
China Railway saat ini menggunakan sistem persinyalan CTCS-2 dan CTCS-3/GSM-R untuk mendukung pengoperasian jalur KA cepat sepanjang 37.900 kilometer (km). CTCS-2 digunakan untuk mendukung pengoperasian kereta cepat dengan kecepatan maksimum 300 km/jam dan CTCS-3/GSM-R dengan kecepatan maksimum 350 km/jam.
“Teknologi ini dipilih karena GSM-R sudah proven dari sisi keselamatan dan dioperasikan banyak operator kereta cepat di dunia, di negara-negara Eropa, Tiongkok, Arab Saudi, dan Maroko,” kata Indra dalam keterangan resmi dikutip Jumat (24/09/2021).
Indra menambahkan teknologi ini juga termasuk teknologi yang stabil dan sudah terstandardisasi oleh International Union of Railways (UIC). Artinya, teknologi CTCS-3/GSM-R masih akan diandalkan oleh sebagian besar operator kereta cepat di dunia dalam masa sekarang dan yang akan datang.
“Teknologi GSM-R ini adalah yang paling mapan dan sudah terbukti dari berbagai sisi untuk digunakan pada kereta cepat. Terutama, dari sisi keamanan. Teknologi ini stabil dari sisi proteksi terhadap interferensi frekuensi,” ujar Indra.
Adapun teknologi lainnya, terang Indra, yang berbasiskan LTE sampai saat ini masih dalam tahap pengembangan. “China Railway baru melakukan tahapan pengembangan teknologi LTE untuk mendukung pengoperasian kereta cepat. Untuk sampai dengan tahapan implementasi masih membutuhkan waktu yang cukup lama serta biaya yang sangat besar untuk proses migrasi dari GSM-R ke LTE-R atau 5G-R,” terangnya.
Indra menjelaskan, selain penggunaan frekuensi GSM-R, Kereta Cepat Jakarta-Bandung dilengkapi dengan backup system dalam teknologi kontrol sistem perkeretaapian. Backup system ini disiapkan untuk mengantisipasi apabila terjadi gangguan persinyalan pada frekuensi GSM-R.
Pada saat persinyalan turun ke backup system, konsekuensinya adalah kecepatan jelajah maksimum kereta akan berkurang dari 350 km/jam menjadi 300 km/jam. Dapat dikatakan, aspek keamanan pada perjalanan KA Cepat Jakarta-Bandung sudah diperhitungkan dengan matang, termasuk jika terdapat gangguan sinyal GSM-R di perjalanan.
“Sehingga ketika terjadi gangguan GSM-R secara tiba-tiba, hal ini tidak serta merta mengganggu operasional KA cepat. Teknologi kontrol atau sistem persinyalan kita sudah diatur untuk mengantisipasi hal-hal semacam itu. Teknologi kontrol sistem yang kita terapkan sangat memungkinkan KA cepat untuk bisa tetap beroperasi dengan aman,” jelas Indra.
GM Corporate Secretary Mirza Soraya menambahkan, PT KCIC sedang membahas kerja sama penggunaan frekuensi Telkomsel untuk mendukung persinyalan dan dimediasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) di mana kedua belah pihak sepakat menjamin aspek keselamatan pengoperasian KA cepat dan meminimalisasi potensi
gangguan terhadap pelayanan Telkomsel kepada pelanggan.
Dalam pembahasan, PT KCIC bersama dengan Telkomsel sedang merumuskan batasan-batasan yang aman sehingga penggunaan frekuensi GSM-R di pita 900 MHz untuk KA cepat tidak menganggu jaringan GSM publik yang digunakan
masyarakat umum saat ini dan sebaliknya frekuensi seluler tidak menganggu safety pengoperasian kereta cepat.