Di lain pihak, Direktur Utama Narabahasa yang juga Wikipediawan, Ivan Lanin, meminta agar lembaga pemerintah memperhatikan padanan bahasa dalam mengkreasikan konten informasi.
Ia juga mengimbau agar informasi tidak hanya disalurkan melalui media sosial seperti Instagram, Twitter dan Facebook, tetapi juga harus memperhatikan konten di situs web atau laman.
“Jangan pernah lupakan situs web karena selalu berada di tengah, terutama untuk organisasi (pemerintah) situs web itu adalah tempat yang benar-benar kita bebas untuk menentukan apapun (konten) dan bahasa. Tidak semua konten bisa dimuat di Instagram atau media sosial lainnya,” ujar Ivan.
Ia menyarankan agar pemerintah merekrut tenaga magang dari sekolah-sekolah vokasi untuk menjadi tim pembuat konten bagi pemerintah. Saat ini, kata Ivan, banyak lembaga pendidikan yang memang melatih siswanya untuk menjadi pembuat konten kreatif.
“Misalnya kalau membuat konten di TikTok itu kan butuh kreativitas. Nah, anak-anak magang itu bisa diberdayakan karena mereka berpengalaman membuat konten-konten agar informasi yang disampaikan bisa tersampaikan dengan cepat dan dikemas dengan kreatif,” ujarnya.