Sisman menambahkan, drone kamikaze menggunakan target dan informasi identifikasi tertentu. Ia terbang sebentar dan mulai dengan memindai targetnya secara visual. Begitu menangkap targetnya dari jarak 40 meter, ia dapat menghancurkan satu UAV atau segerombolan UAV di lokasinya dengan meledakkan hulu ledaknya.
Dia menunjukkan, solusi seperti gangguan sinyal juga digunakan untuk melawan ancaman drone. Şişman mengatakan ketika metode yang berbeda dan aplikasi hybrid digunakan, perangkat jamming bisa menjadi tidak efektif dan dalam hal ini, dimungkinkan untuk menggunakan kamikaze UAV Fedai.
Dalam satu atau dua bulan ke depan, dia mencatat, perusahaan akan menunjukkan kemampuan seluruh sistem. Mulai dari deteksi hingga penghancuran dalam sebuah skenario, termasuk menghancurkan UAV di udara dengan meluncurkan Fedai.
“Sistem tersebut memiliki arsitektur terbuka dan area aman yang akan disediakan akan diperluas tergantung pada jumlah sensor dan senjata yang terintegrasi,” tuturnya.