Penggabungan Empat BUMN Pelindo Dongkrak Konektivitas Maritim RI Lewat Integrasi Pelabuhan

Dibaca: 365 x

Penggabungan Empat BUMN Pelindo Dongkrak Konektivitas Maritim RI Lewat Integrasi Pelabuhan
Ilustrasi - aktivitas di Pelindo II. (Foto: MI/ Yosep Pencawan)

JAKARTA, Anambaspos.com — Penggabungan empat BUMN Pelindo tak hanya menciptakan standar baru dalam sistem pengelolaan pelabuhan di Tanah Air. Lebih jauh, integrasi tersebut akan mendorong konektivitas maritim dalam negeri.

Apalagi sebagai negara maritim, laut Indonesia menjadi medium yang memudahkan konektivitas tersebut dengan tujuan akhir mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Adapun poros maritim merupakan sebuah gagasan strategis untuk menjamin konektivitas antarpulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, hingga perbaikan transportasi laut.

BACA JUGA  Terdampak Pandemi, Persatuan Insinyur Indonesia Dukung Pemulihan Sektor Pariwisata

Gagasan ini sudah tercermin dalam visi dan misi baru yang diusung oleh peleburan PT Pelindo I (Persero), PT Pelindo II (Persero), PT Pelindo III (Persero), dan PT Pelindo IV (Persero) yakni menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia serta mewujudkan jaringan ekosistem maritim nasional melalui peningkatan konektivitas jaringan dan integrasi pelayanan guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Karenanya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mempercepat finalisasi merger perusahaan pelat merah tersebut. PT Pelindo II bertindak sebagai surviving entity atau perusahaan penerima penggabungan lantaran saat ini pengelolaan terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok semakin baik dan cepat akibat implementasi digitalisasi.

Sementara Pelindo I, Pelindo III, dan Pelindo IV akan bubar tanpa proses likuidasi. Setelah merger, nama perusahaan hasil penggabungan resmi menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo pada 1 Oktober 2021.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebut integrasi tersebut akan meningkatkan posisi Pelindo sebagai operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput sebesar 16,7 juta TEUs.

Hal ini tercermin dari penggabungan aset keempat BUMN tersebut yang diperkirakan mencapai Rp112 triliun dengan pendapatan Rp28,6 triliun.

BACA JUGA  Cegah Kerugian Negara di BUMN, Jasa Raharja Gelar Legal Forum

“Penggabungan ini dilakukan dalam rangka mewujudkan industri kepelabuhanan nasional yang lebih kuat, dan meningkatkan konektivitas maritim di seluruh Indonesia, serta meningkatkan kinerja dan daya saing BUMN di bidang kepelabuhanan,” kata Kartika dalam webinar yang dikutip Minggu, 19 September 2021.

Meskipun penggabungan dilakukan, nantinya akan dibentuk empat klaster untuk menunjang bisnis perusahaan. Di antaranya klaster peti kemas, non-peti kemas, logistik dan hinterland development, serta marine, equipment dan port services. Rencananya, klaster logistik akan dibentuk di Jakarta di bawah perusahaan Pelindo Solusi Logistik.

Menurut Direktur Utama Pelindo II dan Ketua OC Penggabungan Pelindo Arif Suhartono, anak perusahaan-anak perusahaan Pelindo I-IV yang ada akan ditempatkan di masing-masing subholding berdasarkan lini bisnisnya. Misal semua anak perusahaan Pelindo I-IV yang bergerak di bidang peti kemas akan masuk ke Subholding Peti kemas.

BACA JUGA  MedcoEnergi Raih Dua PROPER Predikat dari KLHK

“Pemfokusan klaster-klaster bisnis akan meningkatkan kapabilitas dan keahlian yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan yang lebih baik dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya keuangan, aset, dan SDM,” tutur Arif.

 



Terhubung dengan kami

     


Pasang Iklan Banner klik DISINI