Garam Lokal Indonesia Akan Jadi Bagian Terpenting Bahan Bakar Roket

Dibaca: 629 x

Garam Lokal Indonesia Akan Jadi Bagian Terpenting Bahan Bakar Roket
Ilustrasi. Petambak memanen garam di desa Tanjakan, Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (10/7/2019). - Foto: ANTARA/Dedhez Anggara.

JAKARTA – Mungkin bagi masyarakat Indonesia garam hanya sebatas bumbu dapur. Namun desain propelan yang berubah setelah diteliti para ahli garam asli Indonesia ternyata bisa jadi bagian bahan bakar roket.

Hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa garam asli Indonesia lokal bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Garam lokal dapat diproses menjadi salah satu bahan baku propelan, amonium perklorat (AP), yang kandungannya mencapai 70-80% dari berat total propelan, seperti dilansir Sindonews.com Rabu (20/10/2021)

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sendiri telah meluncurkan roket eksperimen bernama RX450-5 pada Desember 2020 lalu. Hal ini membuat Indonesia tercatat sebagai negara kedua di ASIA yang mampu mengembang roket sendiri setelah Jepang.

BACA JUGA  Stok Beras untuk Anambas Cukup Hingga Bulan Puasa

Namun salah satu masalah yang krusial dalam pengembangan roket nasional adalah sulitnya memperoleh bahan baku untuk bahan bakar roket (propelan).

Potensi Indonesia sangat besar untuk dapat membuat bahan baku propelan sendiri dari garam. Indonesia memiliki luas wilayah hampir 5,5 juta km2 dan lebih dari 3,5 juta km2 atau 2/3 wilayahnya adalah lautan, sehingga sangat berpotensi sebagai penghasil garam.

Selain itu penggunaan garam teknis sebagai bahan baku dalam bahan bakar roket, juga diharapkan dapat memberdayakan para petani garam di Indonesia.

BACA JUGA  Arus Mudik di Perairan Hukum Polres Anambas Berjalan Kondusif

Salah satu komponen terbesar dalam propelan adalah oksidator, penyedia oksigen untuk reaksi pembakaran, yang sangat berpengaruh terhadap kinerja roket. Suatu roket dapat menempuh jarak tertentu, salah satunya ditentukan oleh oksidator. Oksidator yang banyak digunakan dalam propelan roket berbentuk padat adalah AP.

Hal ini berdampak pada lambatnya penguasaan teknologi roket. Karena itu Indonesia harus meneliti desain propelan yang berulang pada setiap bahan baku yang diperoleh. Masalah ini juga berdampak pada anggaran riset yang semakin banyak digunakan untuk satu jenis penelitian dan pengembangan tipe roket yang sama.

Selain itu, berlakunya Missile Technology Control Regime (MTCR) dalam lingkup internasional yang membatasi ekspor produk-produk yang berkaitan dengan teknologi misil membuat semakin sulitnya mendapatkan bahan baku propelan impor .

BACA JUGA  Jokowi Gagal ke Anambas, Jalan Bandara Letung Tak Layak Diduga Penyebabnya

MTCR adalah rezim multilateral yang memuat kebijakan tentang pembatasan atau pengendalian teknologi misil. Peraturan rezim ini bertujuan mengurangi risiko penyebaran nuklir dan mengawasi alih teknologi pengembangan sistem pengangkut (roket). Permasalahan ini dapat diatasi dengan membuat bahan baku propelan sendiri.

 



Terhubung dengan kami

     


Pasang Iklan Banner klik DISINI