TAREMPA, ANAMBASPOS.COM – Pemberitaan yang diturunkan anambaspos.com edisi Sabtu (10/13/2017) terkait tidak sandarnya Ferry MV. VOC Batavia di Pelabuhan Letung mengundang ragam reaksi masyarakat Kepulauan Anambas khususnya masyarakat Jemaja. Sejumlah warga menyampaikan ketidakterimaannya atas statemen yang berbunyi ‘preman’ dalam pemberitaan tersebut.
Kata ‘preman’ tersebut dikutip oleh wartawan anambaspos.com dari sebutan salah seorang anak buah kapal (ABK) MV. VOC Batavia. Spontan, aksi kritik di dunia mayapun mengemuka. Salah satu group What’s Up Anambas Bermadah menjadi tranding topik. Begitu juga pada sejumlah akun facebook masyarakat Anambas.
“Kami tidak bisa sandar di pelabuhan (Amat Yani, Red) karena dihadang preman,” begitu bunyi statemen salah seorang crew yang minta namanya tidak disebutkan saat dikonfirmasi anambaspos.com yang kebetulan berada di atas kapal saat pristiwa berlangsung.
Kondisi itupun sempat dikaitkan dengan rencana kedatangan Gubernur Provinsi Kepri ke Anambas dalam waktu dekat. Kabar yang berhasil dihimpun anambaspos.com, Gubernur Kepri Nurdin Basirun sempat kaget membaca berita tersebut. Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Hanura, Amir Fikri menyampaikan prihal itu.
“Saya lagi sama pak Guabernur di Batam kebetulan lagi ada acara partai, beliau kaget baca berita itu,” kata Amir Fikri saat menghubungi anambaspos.com, tadi pagi, Minggu, (11/03/2017).
Unsur Pemuda Jemaja, Indra Syaputra dalam akun facebooknya mengkriktik keras terhadap pemberitaan tersebut. Dia menghawatirkan rencana kujungan Gubernur Kepri di Jemaja terganggu. Terpantau beberapa kali dia melakukan postingan terhadap link anambaspos.com ke sejumlah netizen dalam obrolannya. Terkait pemberitaan itu juga dia menyampaikan klarifikasi kepada anambaspos.com.
“Kami sampaikan bahwa, tidak ada preman yang melakukan aksi di Jemaja terkait tidak sandarnya MV. VOC Batavia, yang benarnya adalah aksi masyarakat Jemaja yang meminta Ferry sandar di Pelabuhan Pemda, jangan sandar lagi di pelabuhan lama (Amat Yani, Red). Tolong itu pak, demi nama baik kampung halaman kami, ungkapnya.
Lurah Letung, Isti Subandi terkait hal tersebut, juga menyampaikan bahwa tidak ada preman yang melakukan penghadanagan. Hanya saja masyarakat Jemaja yang meminta pihak feri untuk sandar di pelabuhan Pemda, di Letung. “ Itu sudah sesuai dengan kesepakatan antara pihak-pihak terkait, bahwa fery harus sudah sandar di pelabuhan letung” (pelabuhan pemda, Red), ungkap Isti Subandi melalui handphonnya saat menghubungi anambaspos.com tadi pagi, Minggu, (11/03/2017).
Begitu juga keterangan yang disampaikan Camat Jemaja, Abdullah Sani, S.Pd ketika dimintai penjelasannya terkait hal tersebut. Dia menerangkan semua mekanisme dan prosedur sudah dilalui, persyaratan sudah dipenuhi, rambu-rambu sudah dibuat. Penambahan jeti pelabuhan sudah selesai. Sudah dilakukan dua kali uji coba dan berhasil.
“Sudah ada pembicaraan dan kesepakatan dengan pihak-pihak berwenang dalam hal ini, Dinas Perhubungan, Sabandar dan pihak Pemerintah Daerah dan kecamatan. Surat resminya sudah ada. Bahwa ferry harus sudah sandar di Pelabuhan Letung, tidak lagi dipelabuhan lama, (Pelabuhan Amat Yani, Red),” jelas Abdullah Sani.
Dia mengaku heran, tiba-tiba pada saat itu pihak kapal mengatakan tidak bias sandar di Pelabuhan Letung (Pelabuhan Pemda, Red) dengan alasan mesin rusak dan air kering takut tersangkut karang. “Alsannya takut karang, dan mesin rusak satu, menurut saya kurang tepat. Ada apa?, tanyanya pula.
Sementara itu, belum diperoleh keterangan dari paihak Sahbandar Letung dan pihak manajeman MV. VOC Batavia terkait hal ini. Nomor handphonnya, yang dicoba dihubungi belum tersambung. Anambaspos.com akan terus mekonfirmasi dan menurunkan berita selanjutnya terkait hal tersebut. (Hy-AM)