ANAMBASPOS.COM, BATU BERAPIT – Warga Desa Batu Berapit Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas kekurangan pasokan air bersih dalam kurun waktu lebih kurang 2 bulan belakangan ini.
Darmi yang merupakan salah satu warga RT 006 RW 002 Letak Kapal Desa Batu Berapit terpantau AnambasPos.com, hingga malam hari rela turun ke bagian bawah rumah miliknya demi mendapatkan air bersih.
Di lokasi yang sama, tampak ketua RT setempat, Azhari, yang kebetulan memantau dan turut membantu warganya saat itu mengaku sangat prihatin dengan kondisi stok air bersih yang ngadat dalam kurun waktu beberapa bulan belakangan ini.
“Saya harap para warga bersabar dengan keadaan sekarang, yang memang seperti kita lihat saat ini kesediaan air bersih sangat tipis sekali”, ujar Azhari.
Namun, katanya, aliran air bersih ke rumah – rumah warga yang dibuat atas nama Sistem Penyedia Air Bersih (SPAM) program Pemerintah Pusat itu berbeda.
Dengan kata lain, menurut Azhari, tidak semua warga Batu Berapit yang perih untuk mendapatkan pasokan air.
“Sebagian warga ada yang masih memakai sumber aliran yang lama. Untuk yang aliran air pipa hitam (Spam) ke rumah – rumah warga saat ini, walaupun tipis masih ada lah yang mengalir ke bak atau penampung air masing – masing, tak perlu angkat – angkat seperti ini, dan ada juga yang menggunakan alat bantu penyedot, yang mungkin itu penyebab aliran air ke rumah warga di ujung tidak mengalir”, ungkapnya.
Lebih parahnya lagi, kondisi sulitnya air bersih telah lama
dirasakan warga RT 11 Tanah Timbah Dusun II yang terletak di ujung perbatasan antara Desa Batu Berapit dan Mampok Kecamatan Jemaja.
Menurut pengakuan dari warga di wilayah tersebut, mereka hanya sempat menikmati adanya pasokan air bersih dari sumber yang berasal di Padang Melang, hanya dalam kurun waktu beberapa bulan semenjak proyek tersebut selesai di bangun.
“Hilang bang, hanya sempat berapa bulan saja airnya mengalir, saat ini kami kembali menggunakan sumber dari bukit yang terdapat dibelakang rumah kami, itupun hanya bisa dikonsumsi sendiri dan bahkan harus kerja keras dan sabar menampung sedikit demi sedikit, terang salah seorang pemuda kampung Tanah Timbah.
Secara terpisah, mewakili Pemerintah Desa, Sekdes Batu Berapit yang kerap disapa Iwan, juga menyebutkan, tujuan SPAM ini sangat bagus, hanya tingkat kedisiplinan dari warga belum maksimal.
“Iuran kubikasi belum diterapkan, karena dasarnya belum ada. Entah itu Perda atau Perbup, makanya disiplin warga masalah air tak maksimal. Jadi wajar masuk musim kemarau, kita merasakan krisis air”, jawabnya ketika dikonfirmasi AnambasPos.com via Whatapp, Sabtu (07/10/2023).
Untuk itu, sambungnya, harapan tertuju kepada Pemkab Anambas agar ada aturan atau yang bisa dipatuhi para warga terkait hal tersebut, karena yang bisa dibuat Pemdes sementara ini, hanya memfasilitasi rapat warga dan tokoh masyarakat Batu Berapit, guna mencari solusi dan alternatif lain tentang kesediaan air bersih.
“Kita telah menerima laporan dari petugasnya, bahwa kesedian di sumber atau penampungan induk sana, sangat tipis sekali. Dan mereka menganjurkan agar Pemdes memfasilitasi rapat bersama warga dan tokoh masyarakat yang ada. Ya memang hanya itu yang bisa kita lakukan”,terangnya.