TAJUK REDAKSI
Menapaki awal tahu baru 2019 ini, kita mesti mengambil ikhtibar besar dari sebuah fakta peristiwa Robohnya Jembatan Selayang Pandang (SP) yang ada di Tarempa, Pusat Ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas. Mengapa di tengah gegap gempita, tahun baru, kita harus disuguhkan dengan musibah ini? Pertanyaan itu, nampaknya sepele bagi yang tidak mau peduli. Namun bagi yang mau menggali lebih dalam mutiara hikmahnya, pastilah ada pesan yang tersirat pada fakta peristiwa itu.
Sesungguhnya sebelumnya telah nampak dengan terang benderang di hadapan mereka kerusakan di darat dan di laut, adalah disebabkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri. Allah kemudian mendatangkan bencana sebagai peringatan. Agar mereka kembali ke jalan yang benar ( QS. Ar Rum : 41).
Melalui asbab hantaman Badai Gelombang Kencang Musim Utara, jembatan SP itu roboh seketika. Begitulah Allah SWT dengan ayat-ayat kebesarannya. Kun! Fayakuun (QS. Yasin ;82). Jika Dia berkehendak, maka jadilah. Allah memberikan warning kepada kita semua, ummat manusia yang hidup di buminya. Khususunya yang berada di bumi Anambas.Teguran ini adalah bukti nyata bahwa Allah masih sayang dengan masyarakat Kepulauan Anambas.
Kenapa begitu? Bayangkan, jika tidak dirobohkan karena badai gelobang, pastilah jalan itu masih dilalui banyak orang. Mungkin akan roboh pada lain waktu. Ketika itu, boleh jadi fakta peristiwanya berbeda. Mungkin saja ada banyak korban nyawa yang melayang dan bergelimpangan. Bisa saja, Anda, atau keluarga Anda yang lainnya yang sangat Anda sayangi.
Jauh hari sebelumnya, warga masyarakat di Kepulauan Anambas sudah menyampaikan keluhan dan kecemasan mereka tentang kondisi jalan SP yang sudah rusak dan sangat tidak layak itu. Namun jalan itu tidak jua kunjung diperbaiki atau dibangun baru hingga saat ini. Hanya ada ruas jalan beberapa meter yang diperbaiki. Itupun setelah lantai jalannya ambruk dan berlubang besar hingga benar-benar tidak bisa dilintasi. Sempat beberapa waktu dipasang lantai papan. Terlihat sangat miris dan menyedihkan. Jika dikaitkan dengan Kepulauan Anambas yang menyumbangkan penghasilan migas untuk negara. Aktivis kemanusiaan lokal pun sepontan turun ke jalan menggalang dukungan dana seribu rupiah untuk perbaikan Jalan SP ketika itu.
Pihak LSM dan Mahasiswa sudah bertubi – tubi menyorotinya. Wartawan pun hampir jemuh menulisnya. Namun para pihak pengambil kebijakan dan pemilik kewenangan, tidak bertindak cepat dan tanggap. Buktinya? Realisaasi pembangunan jalan itu hingga saat ini belum dilakukan juga. Sepertinya argumentasi untuk menjadikan pembangunan Jalan SP itu tidak begitu kuat, sehingga pemerintah masih abai.
Kini, Jalan SP itu telah roboh. Tepatnya pada Kamis petang (06/01/2019), sekitar pukul 14.00. Dirobohkan oleh hantaman Badai Gelombang Kencang Musim Utara. Bukan lagi para aktivis LSM, mahasiswa, atau wartawan uang memberikan keritikan. Tetapi Allah SWT telah langsung mengirim bala tentaranya untuk merobohkan jalan utama di Pusat Sebuah Kabupaten yang konon kaya itu. Tentu itu sebagai teguran, sebelum ada korban jiwa berjatuhan. yang akan mencatat sejarah paling kelam dalam perjalanan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Dahsyatkah hantaman gelombang itu? Tentu belum seberapa, lebih tepat mengatakan bahwa Jalan SP itu yang memang sudah tidak lagi kuat. Sudah, uzur dan rapuh dimanakan usia. Maklum jalan itu dibangun sewaktu Tarempa masih bersatus Ibukota Kecamatan yang merupakan bagian dari Wilayah Kabupaten Natuna. Jauh sebelum Anambas menjadi sebuah kabupaten hasil pemekaran baru.
Alam semesta adalah bala tentara Allah swt. Langit, bumi, hewan, tumbuhan, angin dan makhluk-makhluk lainnya adalah pasukan yang siap melaksanakan apapun kehendak Sang Pencipta. Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.al-Fath:7)
Selain itu ada pula tentara Allah yang tak mampu dilihat oleh mata. Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu bala tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.” (QS.al-Ahzab:9)
Sebaiknya, Pemda Anambas dan Pemprov Kepri segera melakukan pembangunan kembali Jalan SP tersebut dengan struktur kontruksi dan rancang bangunan yang lebih kuat dan sesuai dengan tata ruang yang ada. Mengingat Tarempa, adalah miniaturnya Kepulauan Anambas. Bersungguh-sungguh dalam pengambilan kebijakan penganggaran sesuai yang dibutuhkan, tidak setengah-setengah.
Pada tahun 2019 ini, Jalan SP itu dijadwalkan akan dibangun. Sebanyak 25, 8 m sudah disediakan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Anambas mealokasikan anggaran sebesar 25,8 m di APBD. Sementara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri membantu 5 m.
Baik Pemprov Kepri maupun Pemkab Kepulauan Anambas, berkewajiban mengangarkan sebesar 38,7 m. dari total 77,4 m anggaran yang diperlukan secara keseluruhan untuk perampungan pembangunan jalan itu. Sisanya, Anambas masih kurang 17, 4 m, dan dan Pemprov Kepri, kurang 33,7 m. Pembangunannya harus selesai selama 3 tahun. (Sumber Sekdakab Anambas)
Ternyata setelah tragedy roboh terjadi lebih dulu, ketimbang kebijakan realisasi pembangunannya. Sangat memalukukan dan memilukan kita semua. Robohnya jaln SP itu sebagai tamparan telak dimuka kita sendiri, sebagai masyarakat yang hidup dan tinggal di bumi Anambas. Kita semua pasti sudah melakukan kesalahan karena tidak mampu segera memperbaiki jalan itu. Karena jalan itu bukan untuk siapa-siapa, melainkan untuk diri kita-kita juga yang saban hari melintasinya.
Pejabat pengambil kebijakan sangat lambat membuat relaisasi kebijakan untuk kepentingan masyarakat luas. Kinerja mereka dan keberpihakan mereka sangat patut dipertanyakan. Apakah benar – benar berpihak kepada masyarakat atau hanya sebatas selogan belaka? Sementara itu semua tokoh-tokoh ternama di Anambas, seakan bungkam. Tidak mau bersuara dan mengambil peran sebagai publik kontrol yang baik. Sehingga tidak mampu meyakinkan pemerintah, bahwa pembangunan Jalan SP itu urgen dan layak diprioritaskan.
Sebelum Allah SWT benar-benar melaknat kita semua, marilah buka pintu hati, bekerja dan berperanlah sesuai dengan amanat dan kafasitas yang kita emban untuk kepentingan daerah dan alam tempat kita hidup. Jika Anda tokoh masyarakat, berikanlah saran dengas masiv kepada pemerintah.. Jika Anda tokoh LSM, sampaikanlah kritikan konstruktif dengan lantang. Jika anda wartawan, tulislah sesuai dengan realita dan fakta yang ada. Dan jika Anda bagian dari pemrintah, tolong dengarkanlah jeritan masyarakat bawah yang nyawanya tengah terancam. (Redaksi)