AnambasPos.com – Perkembangan teknologi telekomunikasi dan digital mendorong kehadiran teknologi baru seperti metaverse. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menilai Indonesia juga tidak tertinggal bahkan sudah ada perusahaan yang mengembangkan teknologi ini.
“Pada tahun 2026 mendatang, diprediksi bahwa seperempat penduduk dunia akan menghabiskan paling tidak satu jam per hari di metaverse. Hal tersebut didorong oleh pesatnya pengadopsian teknologi metaverse baik di tingkat global, regional, dan juga nasional,” kata Johnny saat menyampaikan Keynote Speech Unpacking the Metaverse: Akselerasi Transformasi Digital dalam Menyambut Teknologi Masa Depan yang berlangsung di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dikutip dari Antaranews.com, Rabu, 18 Mei 2022.
Menurut Johnny, negara-negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Barbados, telah mulai mengeksplorasi kebijakan pengembangan metaverse sebagai bagian integral dari negaranya.
“Negara Tiongkok menjajaki kebijakan metaverse dalam rencana pengembangan Kota Shanghai, negara Barbados telah mengumumkan inisiatif pembangunan kedutaan virtual di metaverse,” jelasnya.
Berdasar hasil studi Gartner pada 2022, Johnny menjelaskan Korea Selatan telah membentuk ‘Metaverse Alliance‘ yang terdiri dari sektor industri dan akan membentuk ‘Metaverse Academy’ di akhir 2022.
“Akademi itu untuk mencetak 40.000 ahli industri metaverse pada tahun 2026,” tutur Johnny.
Berbagai perusahaan teknologi global seperti Meta, Microsoft, Epic Games, dan Tencent, juga telah mengembangkan produk dan lini bisnis yang berkaitan dengan metaverse.
“Beberapa negara di ASEAN seperti Vietnam, Singapura, dan Thailand, sudah mulai menggarap proyek Metaverse di negaranya. Di Vietnam, sebuah perusahaan game NFT meraih kapitalisasi pasar sebesar 8 miliar USD pada proyek uang kripto terkait Metaverse,” jelas Johnny.
Menurut Johnny, perusahaan BuzzAR asal Singapura mengakuisisi permainan simulasi VR dari Facebook dan menciptakan pengalaman bermain di dunia Metaverse. “Perusahaan SHR Ring dari Thailand mulai mengkaji penelitian terkait Identitas Digital di Metaverse,” ujarnya.
Indonesia, menurut Johnny juga tidak ketinggalan. Saat ini pengembangan kesiapan ekosistem metaverse juga terus didorong oleh berbagai pihak, termasuk oleh sektor swasta.
“Sebagai contoh, PT WIR Group yang bekerja sama dengan Meta,” jelasnya.
Dalam kuliah umum hadir pula Rektor Universitas Gadjah Mada, Panut Mulyono, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Wawan Mas’udi, pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama Kementerian Kominfo, serta mahasiswa dan undangan.