AnambasPos.com, JEMAJA – Atap Koridor pelabuhan Sri Tumpang Raya Kuala Maras saat ini masih menunggu sentuhan pihak yang berwenang untuk melakukan renovasi.
Dengan kondisi yang memprihatinkan disepanjang pelabuhan menuju dermaga tersebut, membuat para penumpang terpaksa harus berbasahan karena diguyur hujan.
Hal itu dirasakan Asri, salah satu calon penumpang Km. Sabuk Nusantara, asal Desa Liuk Kecamatan Siantan Tengah, Kabupaten Kepulauan Anambas yang ketika itu terpaksa numpang berteduh di salah satu kios tampa dinding.
Tidak seperti calon penumpang lainya, Asri yang kala itu bersama anggota keluarga akan kembali ke kampung halamannya, mengaku, harus menunggu hujan reda.
Jika tidak, kata Asri, semua barang bawaan dan familinya yang masih balita pasti kebasahan.
“Tunggu hujan agak teduh sedikit, kasihan anak kecil kuyup ditimpa hujan, barang – barangpun banyak”, ucap Asri kepada awak media ini, Rabu (26/10/2022).
Disamping itu, Ia pun membandingkan antara fasilitas pelabuhan yang ada di Kota Tarempa dengan pelabuhan di Pulau Jemaja umumnya, yang menurutnya sangat jauh berbeda.
“Saya tak tahu, apa karena Tarempa Ibu Kota atau bagaimana, yang jelas sangat berbeda fasilitas pelabuhan dengan yang ada di Pulau Jemaja pada umumnya, menurut yang saya lihat, pelabuhannya belum ada yang memiliki fasilitas layak untuk calon penumpang”, tuturnya.
Derita yang sama juga dirasakan oleh calon penumpang yang turun naik menggunakan moda transportasi laut dari dan ke Letung untuk melakukan pelayaran menuju Tanjung Pinang ataupun ke tempat tujuan sesuai jadwal mereka.
Hal itu terjadi karena tidak adanya fasilitas umum yang dapat mereka gunakan berupa atap koridor ataupun pelabuhan apung dan juga ruang tunggu di ujung dua pelabuhan yang ada di Letung Kecamatan Jemaja untuk dijadikan tempat mereka berlindung dari hujan atau teriknya matahari di saat panas.
Seperti kejadian pada hari Rabu 26 Oktober 2022 sekitar jam 09:15 Wib, sebanyak 29 penumpang turun dan 16 naik untuk meneruskan pelayaran dengan menggunakan Feri cepat VOC Batavia milik PT Rempang Sarana Bahari juga harus berbasah-basahan karena hujan dan adanya peralihan darurat moda transportasi laut tersebut bersandar.