Anambaspos.com – Perbedaan itu nampak jelas pada Sittwe, hiruk pikuk tak begitu terlihat di ibu kota Negara Bagian Rakhine ini. September diawali dengan suasana sunyi, atau mencekam lebih tepatnya. Sistem keamanan diberlakukan hampir di sebagian besar wilayah Sittwe demi meminimalisir adanya eskalasi konflik.
Setelah insiden 25 Agustus lalu, situasi di dalam kota memang jauh dari kata aman. Hal ini menjadi satu alasan penting mengapa hingga saat ini akses masuk dan keluar dari dan menuju Sittwe dijaga ketat. Orang asing yang tidak memiliki kepentingan urgen, tidak diizinkan memasuki kota konflik tersebut.
Sittwe memang tengah berupaya mengembalikan situasi kondusif bagi warganya. Tim SOS Rohingya yang berada di kota tersebut pun terus berikhtiar agar bantuan kemanusiaan sampai pada para pengungsi internal di sana. Doa terpanjat mengiringi langkah tim untuk mendistribusikan bantuan pangan di kamp-kamp pengungsian internal Rohingya.
“Alhamdulillah, ikhtiar kami untuk menyalurkan amanah masyarakat Indonesia ini berjalan baik. Pekan ini, bantuan pangan telah didistribusikan secara bertahap di kamp pengungsian Rohingya di Sittwe,” ungkap Mohammad, Ketua Tim SOS Rohingya di Sittwe.
Ia lantas menjelaskan, setidaknya ada 12 ton bantuan pangan yang telah disalurkan bagi pengungsi Rohingya di Sittwe. Satu sak beras dengan bobot 50 kg disertai beberapa kebutuhan pangan pokok lainnya seperti bawang, cabai, kacang, tepung, dan minyak kelapa dibagikan ke sejumlah keluarga pengungsi Rohingya.
“Total paket pangan yang mereka terima itu sekitar 60 kg per keluarga. Ada sekitar 500 keluarga Rohingya yang menerima bantuan ini. Insya Allah, ini bisa memenuhi kebutuhan pangan mereka selama satu bulan,” tambah Mohammad.
Bantuan yang tidak diduga-duga, begitulah yang mereka pikirkan saat menerima paket pangan tersebut. Senyum langsung mengembang, mengetahui mereka tidak perlu pusing lagi memikirkan kebutuhan pangan selama berminggu-minggu ke depan.
“Assalamualaikum! Terima kasih banyak ACT dan masyarakat Indonesia yang begitu peduli dengan nasib kami, warga Rohingya, di sini. Kami sangat senang dan bersyukur atas bantuan pangan ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi masyarakat Indonesia yang telah membantu kami. Dan semoga semangat kepedulian ini terus mengalir. Kalian selalu ada dalam doa-doa kami,” ungkap salah satu pengungsi Rohingya.
Sore itu, untaian doa-doa tulus mereka tak henti-hentinya mengalir. Dari sudut kamp pengungsian yang sesak dan tak beraturan, doa-doa tersebut seakan melapangkan. Indonesia, kita akan selalu dalam doa-doa mereka, etnis yang paling teraniaya di dunia.
sumber : kumparan