JAKARTA, AnambasPos.com – Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Andalas (Unand), Prof. Dr.-Ing. Ir. H. Hairul Abrar masuk dalam daftar 2 persen teratas ilmuwan yang paling berpengaruh di dunia. Pemeringkatan Top 2% World Ranking Scientists ini dipublikasikan Stanford University dan Elsevier BV.
Untuk Indonesia sendiri sebanyak 58 ilmuwan yang berasal dari berbagai lembaga riset dan perguruan tinggi masuk ke dalam pemeringkatan tersebut. Pemeringkatan Top 2% World Ranking Scientists ini secara tahunan diperbarui oleh Elsevier BV dan Stanford University.
Secara berkala Stanford University menggelar pemeringkatan ilmuwan yang dinilai memiliki pengaruh di dunia melalui publikasi ilmiah bertajuk Data for Updated Science-Wide Author Databases of Standarized Citation Indicators.
Pemeringkatan dibuat berdasarkan jumlah sitasi publikasi atas karya tulis ilmiah yang sudah dipublikasikan di jurnal bereputasi tingkat dunia. Sehingga makin banyak peneliti yang merujuk kepada penelitiannya maka artinya penelitian yang dilakukan ilmuwan itu dinilai memberikan dampak luas bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rektor Universitas Andalas, Yuliandri mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada Prof. Hairul Abral yang masuk Top 2% World Ranking Scientis 2021. Capaian yang diraih diharapkan mampu menginspirasi dan memacu semangat para peneliti lainnya di Universitas Andalas untuk dapat berprestasi, termasuk dalam pemeringkatan ini ke depannya.
“Masuknya peneliti Universitas Andalas ke dalam Top 2% World Rangking Scientist 2021 membuktikan bahwa peneliti Universitas Andalas diakui secara internasional dengan publikasi yang banyak disitasi oleh para peneliti lain di berbagai belahan dunia,” ujarnya, seperti dilansir Medcom.id, Senin (1/11/2021).
Pemeringkatan Top 2% World Rangking Scientist 2021 dibuat berdasarkan sejumlah parameter. Yakni jumlah publikasi hingga akhir 2019, menerbitkan setidaknya 5 makalah hingga akhir 2019, jumlah sitasi, h-index, hm-index yang disesuaikan dengan penulisan bersama, dan sitasi untuk makalah di posisi penulisan yang berbeda.
Lebih lanjut, Yuliandri mengungkapkan Universitas Andalas terus mendorong para penelitinya agar terus giat melakukan publikasi dalam berbagai jurnal internasional melalui berbagai program.