Oleh : Asril Masbah
Masih di Anambas, di Sudut Kota Tua Tarempa, menyulap waktu jadi kenangan usang. Tak terasa sudah lebih satu dekade aku di sini.
Masih di Anambas, di Sudut Kota Tua Tarempa, aku menghitung hari, mengeja abjad diriku. Aku bertanya, sudahkah kembaraku sampai di sini?
Masih di Anambas, di Sudut Kota Tua Tarempa, aku mendengar orang-orang bercerita tentang indahnya pemandangan di atas Bukit Pasir Peti.
Masih, aku masih di Anambas, di Sudut Tua Kota Tarempa, dari pagi – pagi buta menyaksikan Sopir Tosa para toke -toke beradu muka, di jalan sempit yang sesakkan dada.
Kenang kenanglah Anambas, negeri sempadan yang tak berpadan.
Tarempa, 20 Oktober 2021.
Redaksi menerima karya sastera budaya berupa puisi, cerpen dan artikel lainnya. Naskah tulisan dapat dikirimkan ke alamat email redaksi sebagaimana tertera di box redaksi atau langsung ke whats app 0812- 9304-8098. Naskah yan dimuat diberikan imbalan pembinaan. Redaksi berhak menyunting setiap naskah kiriman sebelum diterbitkan