Densus 88 Temukan 35 Kg Peledak “Mother of Satan” di Kaki Gunung Ciremai

Dibaca: 620 x

Densus 88 Temukan 35 Kg Peledak 'Mother of Satan' di Kaki Gunung Ciremai
Bahan peledak TATP (Triacetone Triperoxide) sebanyak 35 kg berhasil ditemukan Detasemen Khusus (Densus) 88 bersama Brimob Polda Jabar di kaki gunung Ciremai, Majalengka.

MAJALENGKA, Anambaspos.com – Sebanyak 35 kilogram bahan peledak Triaceton Triperoxide Aseton Peroksida (TATP), yang disebut “mother of satan” akibat daya ledaknya yang tinggi, ditemukan di kaki Gunung Ciremai pada Jumat, 1 Oktober 2021 lalu.

Bahan peledak itu ditemukan Tim Densus 88 di kawasan Karanglenang yang masuk wilayah Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka.

Saat ditemukan, kondisinya terpisah-pisah dalam satu area.

BACA JUGA  Telkomsel Tambah Layanan 4G untuk Kepulauan Anambas, Sempena Bulan Kemerdekaan RI ke- 76

Bahan peledak itu ternyata milik narapidana teroris (napiter) bernama Imam Mulyana (31) yang ditangkap pada 2017 silam saat berupaya melakukan aksi saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Cirebon, Jawa Barat.

Sebanyak 5 kg dari 35 kg bahan peledak tersebut sudah diledakkan pada Selasa (5/10/2021).

Kepala Dusun Malarhayu, Desa Bantaragung, Udi (45) mengatakan, pihaknya mendapat laporan bahwa ledakan yang ditimbulkan dari bahan peledak terdengar hingga Kecamatan Rajagaluh.

Yang mana, ia perkirakan jarak dari lokasi mencapai 10 kilometer.

“Katanya begitu (terdengar sampai Desa Payung, Rajagaluh). Banyak yang mengira itu guludug, petir mau hujan,” ujar Udi, seperti dikutip dari TribunJabar.id, Selasa (5/10/2021).

BACA JUGA  Dari Dapur untuk Indonesia (Ranah Redaksi)

Waspada orang asing masuk ke dusunnya

Pasca-penemuan bahan peledak di wilayahnya, Udi menyatakan, akan lebih intensif memerhatikan orang asing yang datang ke wilayahnya.

Khususnya, kepada orang yang dianggap mencurigakan dengan membawa barang-barang yang tak lazim ke desanya.

“Iya, saya juga sudah mengatakan kepada warga agar lapor jika ada orang yang datang, tapi tidak dikenal,” kata Udi.

“Ini bentuk antisipasi saja, agar tidak terjadi lagi ditemukannya bahan peledak di desa kami,” lanjut Udi.

 



Terhubung dengan kami

     


Pasang Iklan Banner klik DISINI