Anambaspos.com – Maret nanti, Raja Saudi Arabia Salman bin Abdulaziz al-Saud akan menyambagi Indonesia. Selama sembilan hari sejak tanggal 1 hingga 9 Maret, Raja Salman dikabarkan mengunjungi Indonesia untuk mengurus beberapa perjanjian bilateral kedua negara, sekaligus berlibur.
Maksud berlibur ini tak main-main. Dari total sembilan hari kunjungannya, ia hanya akan menghabiskan tiga hari untuk urusan bilateral, mulai tanggal 1 hingga 3 Maret. Sisanya akan dipakai untuk berlibur ke Bali.
Dalam trip pertamanya ke Indonesia ini, Raja Salman kabarnya akan membawa rombongan hingga 1.500 orang. Rombongan itu termasuk para pengawal raja, dewan parlemen, menteri-menteri, dan 25 pangeran. Dikabarkan Reuters, rombongan ini adalah jumlah terbanyak yang dibawa Raja Salman di antara kunjungan-kunjungan luar negerinya.
Kunjungan pertamanya ke negeri ini rencananya akan disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo di bandara. Jokowi juga rencananya akan memberikan Bintang Kehormatan Tertinggi Indonesia kepada Raja Salman. Penganugerahan itu dilakukan karena pertimbangan hubungan baik kedua negara.
Raja Salman sendiri juga sempat melakukan hal serupa saat Presiden Jokowi berkunjung ke Arab Saudi, 2015 silam. Waktu itu, Jokowi juga diberikan medali Merit of Order, sebagai tanda penghargaan oleh Raja Salman sendiri. Medali itu adalah penghargaan tertinggi dari kerajaan Arab Saudi yang biasanya diberikan kepada negara-negara yang dianggap sahabat.
Menilik hubungan baik ini, maka wajar jika pemerintah Indonesia mempersiapkan penyambutan bersahaja kepada raja negara sahabat tersebut. Selain mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan urusan bilateral, Indonesia tampaknya juga harus bersiap dengan keputusan berlibur sang raja dan rombongannya. Liburan terakhir Raja Salman sang Raja Arab Saudi berujung berita utama di sejumlah media.
Juli, 2016 lalu, rombongan kerajaan Arab Saudi memutuskan untuk berlibur ke Riviera, Prancis. Pesisir yang terletak di dekat Monaco dan perbatasan Prancis dengan Italia itu memang terkenal karena eksotisme pantainya. Di sana, Raja Salman memilih kawasan yang dipenuhi resor-resor elit untuk tempat peristirahatan rombongannya. Mereka juga meminta izin pada pemerintah setempat untuk menutup pantai di Riviera selama tiga minggu liburannya di sana.
Keputusan menutup pantai itu spontan jadi bahasan nasional dan internasional. Terlebih lagi, ketika 150 ribu penduduk lokal menandatangani petisi yang menolak penutupan pantai tersebut hanya demi kenikmatan berlibur sang raja dan rombongannya. Mereka tak sepakat kalau tempat berlibur di kotanya harus diprivatisasi, sementara mereka juga butuh hiburan yang sama.
Tak jelas apakah karena petisi dan protes tersebut, seperti dikabarkan The Telegraph, Raja Salman akhirnya pulang ke Arab Saudi lebih dari seharusnya. Ia dan 1000 orang rombongannya sudah pulang di hari keempat.
Nasib Bali sendiri belum jelas terkait niatan libur sang raja dan rombongannya. Namun bisa dipastikan uang bukan masalah bagi Raja Salman saat ingin menikmati sebuah liburan. Menurut laporan CBS News, ia bahkan pernah menyewa tiga resor sekaligus di Anantara Dighu, Maldives. Hanya untuk dirinya sendiri beserta rombongan. Dalam liburan itu, ia turut membawa 100 pengawal bersenjata lengkap sebagai pasukan keamanan.
Kekayaan sang raja memang tak perlu diragukan lagi. Aset kerajaan yang terikat pada aset negara diperkirakan lebih dari $1,4 triliun. Meski tak ada yang tahu berapa nominal lengkap kekayaan Raja Salman, tapi CBS News menyebutkan kekayaan Raja Abdullah, Raja Arab Saudi sebelum Raja Salman—yang juga saudara tirinya—mencapai $18 juta. Raja Salman sendiri punya penjara pribadi yang dibangunnya untuk menghukum kerabat kerajaan yang dianggap melanggar hukum negara. Ia dan keluarganya pun memegang 10 persen kerajaan media di Arab Saudi.
Maka tak heran, dalam setiap kali kunjungannya ke luar negeri, Raja Salman selalu membawa ratusan hingga ribuan orang dalam tiap kunjungannya. Termasuk para wartawan kerajaan.
sumber : tirto.id