Investor Besar Wajib Gandeng Pengusaha Lokal, Sektor UMKM di Anambas Berpeluang Dikembangkan

Dibaca: 172 x

Muhammad Nasrul, Arsyad, SE, M. Si, Ketua KADIN Kepulauan Anambas

TAREMPA, AnambasPos.com  – Peluang meningkatnya kemajuan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) kini sangat besar, menyusul adanya kebijakan pemerintah pusat yang mewajibkan kepada pihak investor unrtuk menggandeng UMKM sebagai syarat jika hendak menanamkan modal dalam jumlah besar di daerah.

Salah satu produk UMKM asli Anambas

Hal itu disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kepulauan Anambas, Muhammmad Nasrul Arsyad, SE, M. Si dalam diskusi dengan Pengurus KADIN Kepulauan Anambas di Tarempa, pada beberapa kesempatan.

“Ada peluang besar untuk memajukan sektor UMKM di Anambas. Saat ini pemerintah pusat mewajibkan pihak Investor untuk menggandeng Pelaku UMKM Lokal. Kita tau di Anambas saat ini terdapat sejumlah Investor yang telah menanamkan modalnya dalam jumlah besar,” ungkap Nasrul.

Terkait itu, KADIN Kepulauan Anambas kata Nasrul, mengusulkan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Kepulauan Anambas, untuk memperkuat program pengembangan sektor UMKM di Anambas dengan memaksimalkan peluang tersebut.

“Kita usulkan agar peluang itu dimanfaatkan secara maksimal oleh Pemda Kepulauan Anambas, karena akan sangat berpengaruh terhadap geliat peningkatan perekonomian masyarakat Kepulauan Anambas,” ujar Nasrul.

Seperti diketahui sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, bahwa investor yang hendak menanamkan dananya di Indonesia dengan jumlah yang jumbo kini wajib menggandeng UMKM. Syarat ini diberikan demi memajukan sektor UMKM di Indonesia.

“Investasi besar, wajib berdampingan dengan perusahaan lokal. Harus kolaborasi dengan UMKM,” ucap Bahlil seperti ditulis CNN Indonesia edisi (17/9/2020) yang lalu, dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara BKPM dengan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM).

Bahlil menyatakan bahwa syarat bekerja sama dengan UMKM ini berlaku bagi investor asing dan lokal. Namun, Bahlil tidak menyebut pasti minimal jumlah investasi yang diwajibkan bekerja sama dengan UMKM ketika itu. “Kalau tidak (menggandeng UMKM), mohon maaf saya akan selesaikan dengan cara saya,” imbuh Bahlil dengan nada tegas.

BACA JUGA  Manajemen BI pun Bicara Soal Prosfek Usaha di Anambas yang Menjanjikan

Menurutnya, UMKM harus tetap hidup di tengah pandemi virus Corona. Pasalnya, sektor itu yang akan mendorong perekonomian domestik usai dihantam pandemi tersebut.  Selain itu, Bahlil juga tak mau pelaku usaha di daerah tak bertambah. Dengan pola kolaborasi antara investor besar dan UMKM, maka akan tumbuh wirausaha baru di tiap daerah.

“Setiap investasi masuk ke daerah itu pertumbuhan ekonomi naik, tapi pelaku usahanya juga harus ada yang baru. Jangan itu-itu saja,” pintanya. .

Ia menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia minimal berada di rentang 3,5 persen-4 persen jika pemerintah bisa mengelola UMKM berkembang dengan baik. Artinya, kunci ekonomi domestik terletak pada UMKM.

“Kalau kami fokus mengelola UMKM dengan baik, itu sama dengan pertumbuhan ekonomi minimal 3,5 persen-4 persen itu Insya Allah sudah dapat,” paparnya Bahlil.

Ia bilang jika industri UMKM kuat, maka otomatis ekonomi domestik akan sejahtera. Pasalnya, kontribusi UMKM terhadap ekonomi nasional mencapai 60 persen. Selain itu, UMKM juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru di Indonesia.

“Kontribusi UMKM terhadap penciptaan lapangan pekerjaan di dalam negeri sebesar 70 persen-80 persen,” terang mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) itu.

Penulis dan Editor : Asril Masbah

 



Terhubung dengan kami

     


Pasang Iklan Banner klik DISINI