Menakar Rindu
Putra Constantine
Tak ada yang pernah rampung
Menakar seberapa jauh
Kerinduan yang telah ditampung
Hingga malam tinggal tenggelam
Hanya tinggal bayang yang semu
Kita berjalan sampai jemu
Menyapa sisi-sisi malam
Di dalam gelap yang sunyi
Dinding dinding dan suara pepohonan
Saling bicara tentang kenangan
Yang tersimpan di sela-sela dedaunan
Engkau telah menyematkan jarum-jarum kenangan
Sampai luka menjadi hiasan di langit-langit anganku
Apakah kita masih boleh menyulam masa depan?
Sedangkan kau telah meninggalkan langkah-lngkah kaku yang tak mampu kuambil kembali
Hujah dan doa bahkan tak mampu menghapus jejak itu
Trotoar dan kursi taman adalah penanda
Kita pernah bersandar di bahu malam
Natuna, Desember 2019
Tuhan
Putra Constantine
Tuhan
Engkaulah yang mengirim angin kepada layar kehidupanku
Lantas aku dapat meretas laut
Yang ombaknya dapat meremukkan aku
Juga jiwaku
Dan Kau pula yang telah menjaga aku
Dari luasnya laut yang membentangkan hasratku
Hingga jauh
Aku terhanyut
Tapi… Tak kau biarkan aku
terkatung-katung
Dalam gelapku
Ada angin-Mu
Dalam setiap hembusan yang menghela
Aku
Anambas, Desember 2019
Redaksi menerima karya tulis berupa, puisi, cerpen, cerbung, artikel, opini, kolom, essay dan karya tulis lain-lainnya. Artikel yang dimuat akan diberikan imbalan. Redaksi berhak menyunting dengan tidak menghilangi makna dari karya tulis yang dikirimkan.