A’u zubillahimina syaitho nirrajiim…
Bismillahhirrahmaa nirrahiim…
Assalamu’alaikum wr.-wb.-
Alhadulillahillazi… ‘an askuro nikmatakal lati an ‘am ta’alai na, wa ‘ala wa lidaina, wa an ‘ak malasho lihan tardohu wa adhilna birah mati, fi ‘iba dikahas sholihiin.
As hadu alla ila haillallah wahdahu la sari kalah… wa as hadu anna muhammadan ‘abduhu warasuluh…
Allahumma sholli was shollim waba rik ’ala syaiyidina muhammad, wa ’ala ahlihi, wa auladihi, wazurriyatihi Rosulillahi ajma’in.
Amma ba’du
Bapak / ibu….Dewan juri yang saya hormati…!
Ma’asiral Muslimin wal Muslimat majlis yang berbahagia…!
Tiada kata yang tinggi dan mulia, yang pantas kita kita ucapkan pada kesempatan yang kemuliaan ini, kecuali memadahkan ucapan puji dan syukur atas kebesaran hidayah, nikmat dan rahmat Allah SWT. Semoga segala macam rahmat dan hidayat termaksut dapat kita pergunakan dengan baik dan benar, sesuai dengan harapan dan keinginan kita. Dan tentulah jua tidak bertentangan dengan ketetapan –ketetapan Allah SWT di dalam Al-quran dan Al-hadis.
Sholawat dan salam itulah kalimat yang pantas kita ucapkan dan kita kirimkan ke haribaan Baginda Rosulullah SWT, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang beramal sholeh sampai ke akhir zaman. Dengan harapan semoa kita mendapatkan bimbingan dan mampu mengantarkan kita mencari keredhoan Allah SWT. Amin-amin ya ar hama rahimin.
Bapak/ Ibu Dewan juri yang bijaksana dan arif…!
Ma’asiral Muslimin wal Muslimat majlis yang dibarokahi Allah SWT
Pada kesempat yang penuh kebarokahan ini, saya akan menyampaikan sebuah cerita dengan judul :
” Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah”
Bapak/ ibu Dewan juri yang saya hormati…!
Ma’asiral Majlis yang dirahmati Allah SWT…!
Berkenaan dengan pindahnya Rosulullah SAW beserta para sahabat dan pengikut setianya dari Mekkah ke Madinah, maka pada kesempatan yang barokah ini saya akan menceritakan beberapa hal yang berkaitan dengan keberadaan dakwah Rosulullah SAW di madinah. Yaitu sebagai berikut:
1. Latar belakang hijrah Rasulullah SAW ke Madinah (Yatsrib)
Lebih kurang tiga belas tahun, Rasulullah SAW berdakwah menyampaikan ajaran agama Islam di Mekkah. Disetiap langkah dan gerak Rasulullah SAW senantiasa diawasi dan dihambat oleh kaum kafir Quraisy. Dalam kondisi demikian Rasulullah SAW melihat adanya suatu tanda-tanda perkembangan Islam yang baik di Madinah (Yatsrib). Oleh karena itu Rasulullah SAW memerintahkan kepada para sahabat dan pengikut-pengikut Islam yang setia untuk hijrah (pindah) ke Madinah (Yatsrib). Beliau berkata kepada para sahabat :
“ Sesungguhnya Allah Azza wajalla telah menjadikan orang-orang Yatsrib sebagai saudara-saudara bagi-Mu”.
Dibalik semua itu mendengar berita yang demikian kaum kafir Qurais sangat terkejut mendengar perkembangan Islam di Yatsrib (Madinah). Mereka sangat khawatir dan takut jika Rasulullah dapat menguasai Yatsrib (Madinah), sebab kondisi yang seperti ini akan sangat menghambat jalur perdagangan kaum kafir Qurasy ke negeri Syam. Maka berbagai usaha dan cara kaum kafir Quraisy ingin membunuh Rasulullah SAW, akan tetapi dengan izin Allah SWT, usaha keji mereka sudah diketahui oleh Rasulullah SAW. Bersamaan dengan peristiwa usaha kaum Quraisy ingin membunuh Rasulullah SAW termaksut, maka Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk segera pindah ke Madinah. Kabar termaksut disampaiakan oleh Rasulullah SAW kepada Abu bakar sidiq. Dengan persetujuan Rasulullah SAW Abu bakar sidiq bersama –sama dengan Rasulullah SAW berangkat pindah ke Yatsrib (Madinah).
Dalam perjalan tersebut Rasulullah SAW bersembunyi di dalam Gua Sur untuk menghindarkan diri dari kejaran kaum Quraisy. Sesampainya Rasulullah di Madinah, beliau beserta rombongan yang hijrah dari Mekkah (kaum Muhajirin) disambut dengan penuh persaudaraan oleh orang –orang Madinah (kaum Ansar). Di Madinah perkembangan Islam dibawah komando langsung Rasulullah SAW berkembang cukup pesat.
Bapak / Ibu Dewan juri Yang saya hormati…!
Ma’asiral Muslimin wal Muslimat majlis yang dirahmati Allah SWT..!
2. Siasat da’wah Rasulullah di Madinah
Strategi da’wah Rasulullah SAW di Madinah adalah sebagai suatu usaha kelanjutan dari da’wah Rasulullah di Mekkah dan merupakan suatu strategi dakwah penyempurnaan yang sudah pernah dilakukan beliau selama lebih kurang tiga belas tahun di kota Mekkah. Di Madinah hambatan-hambatan dan halangan seperti yang terjadi di kota Mekkah sangat sudah jauh berkurang. Akan tetapi kesempatan fasilitas dan ruang lingkup da’wah di Madinah sudah tersedia dengan luas. Oleh karena itu system berda’wah secara terbuka dan terang-terangan terus dilakukan, sedangkan sitem sembunyi-sembunyi tidak lagi Rasulullah SAW pakai di Madinah.
Penduduk kota Madinah terdiri dari orang Yahudi, bangsa Arab yang non Islam dan kaum Muslimin. Untuk membina masyarakat Islam di Madinah di tengah penduduk kota Madinah termaksut, maka Rasulullah SAW mempergunakan siasat sebagai berikut:
a. Mendirikan Mesjid.
Usaha yang pertama dilakukan Rasulullah SAW berda’wah di kota Madinah, ialah mendirikan mesjid. Di dalam perjalanan Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah, di kota Kuba Rasulullah SAW mendirikan sebuah Mesjid yang bernama “Taqwa”. Di mesjid inilah Rasulullah SAW melakukan sholat berjama’ah dengan pengikutnya dan di dalam sejarah ini lah mesjid yang pertama kali didirikan Rasulullah SAW.
Setelah sampai di Yatsrib yang kemudian diganti menjadi nama Madinah, pada hari Jum’at tanggal 12 Rabi’ul awal (28 Juni 622 Masehi) beliau beserta kaum Ansyor dan Muhajirin mengerjakan Sholat Jum’at yang diawali dengan khotbah Rasulullah SAW. Di dalam sejarah Islam inilah khtbah dan sholat jum’at yang pertama dilakukan Rasulullah SAW bersama kaum Muslimin.
Di Kota Madinah Rasulullah SAW mendirikan mesjid di atas tanah lapang milik “Sahl dan Suhal yang dibeli oleh Rasulullah SAW. Yang di dalam sejarah dikenal dengan Mesjid “Nabawi”(mesjid Nabi). Di sekitar mesjid tersebut tinggal kaum Muhajirin. Dan didirikan juga sebuah rumah kecil untuk kediaman Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Dari mesjid inilah Rasulullah SAW mengawali usaha-usaha da’wahnya menyiarkan agama Islam. Mesjid ini dijadikan sebagi pusat pertemuan, tempat beribadah dan kepertluan-keperluan kemasyarakatan, tempat pendidikan, urusan kehakiman, jual beli dan kegiatan-kegiatan lain sebagainya. Di Mesjid inilah azan untuk pertama kali dikumandangkan.
b. Mempersatukan kaum Muhajirin dan kaum Anshor
Kaum Muhajirin yang datang dari Mekkah dengan tidak membawa harta memerlukan bantuan, sedangkan kaum Anshor yang ada di Madinah dengan murah hati membantu menyediakan harta benda untuk membantu saudaranya kaum muhajirin. Sikap dan pengorbanan kaum Anshor dan Muhajirin yang sedemikian besar yang selalu dipupuk dan dibimbing oleh Rasulullah SAW, maka kedua kaum termaksut hidup penuh dengan kerukunan dan persaudaran yang kokoh.
Bagi penduduk Madinah Agama Islam telah menghapuskan permusuhan antara suku ”Aus dan khajraj” yang sudah berlangsung lama dan setelah Rasulullah SAW berada di Madinah kedua kaum ini kembali bersatu dengan penuh persaudaraan yang kompak..
c. Membuat perjanjian perdamaian antara kaum Muslimin dengan Nom Muslim.
Masyarakat Madinah terdiri dari tiga golongan, yaitu: kaum Muslimin, orang Arab non Islam dan orang Yahudi. Rasulullah SAW berusha ketiga golongan termaksut bisa bekerja sama (bergotong royong) dan saling toleransi. Untuk itu Rasulullah SAW membuat perjanjian perdamaian dengan orang Yahudi Madinah yang berisi antara lain:
1.) Orang Islam dan orang yahudi hendaknya sebagai satu bangsa.
2.) Masing – masing bebas menjalankan agamanya dan tidak saling mengganggu.
3.) Salah satu pihak harus membantu pihak lain, bila pihak lain diserang musuh.
4.) Orang Yahudi dan orang Islam wajib mempertahankan kota Madinah apabila diserang musuh.
5.) Rasulullah SAW Kepala negara dan sebagai hakim apabila diantara mereka ada yang timbul perselisihan.
d. Meletakan dasar-dasar politik, ekonomi, sosial dan hukum untuk masyarakat.
Berdasarkan petunjuk-petunjuk Allah SWT melalui wahyu, disusunlah dasar-dasar tata kehidupan masyarakat Madinah.
Adapun dasar-dasar yang termaksut, antara lain:
1.) Dalam soal politik diperintahkan untuk bermusyawarah dengan kaumnya dalam memecakan suatu permasalahan.
2.) Dalam soal ekonomi, hendaknya seorang Muslim memperhatikan nasib saudaranya, jangan serakah dan merampas hak orang lain.
3.) Dalam soal kemasyarakatan dijelaskan tentang persamaan hak dan kewajiban manusia terhadap manusia lain, tidak ada perbedaan lantaran pangkat, harta atau keturunan. Juga dalam rumah tangga, perkawinanan,waris, meliter dan lain sebagainya. Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk mengasihi anak yatim, wanita janda, hamba sahaya dan melaksanakan perikemanusiaan yang sejati.
3. Hikmah hijrah Rasulullah SAW bagi perkembangan agama Islam
Peristiwa hirjahnya Rasulullah SAW berama pengikutnya dari Mekkah ke madinah, untuk agama Islam memmiliki hikmah yang sangat besar. Adapun hikmah yang dimaksut sebagai berikut:
a.) Rasulullah SAW dan kaum Muslimin telah terhindar dari penganiayaan yang dilakukan kaum Quraisy. Dengan adanya hijrah, maka kaum Quraisy tidak dapat secara langsung mengancam, menganiaya dan menyiksa diri-Nya berserta para pengikut-Nya. Orang Quraisy perlu mempersiapkan kekuatan bala tentara khusus untuk menyerang kaum Muslimin yang sudah berada di Madinah dan memiliki pengikut yang sudah lebih banyak di bandingkan selama berada di kota Mekkah.
b.) Penduduk Madinah yang sudah sejak lama selalu bertengkar dan berselisih, baik soal agama maupun kesukuan telah dapat dipersatukan dan dipersaudarakan berkat hijrah Rasulullah SAW ke Madinah. Demikian pula halnya dengan kaum Anshordan kaum Muhajirin menjadi satu bangsa yang bersatu, bersaudara dengan penuh kekuatan yang kokoh.
c.) Rasulullah SAW sudah dapat menanamkan pokok-pokok ajaran Islam serta menyusun pemerintah Islam. Madinah menjadi suatu kota masyarakat Islam yang penuh kedamaian yang hidup penuh kedamaian dan ketenteraman. Rasulullah SAW telah dapat membina dan mengembangkan prinsip-prinsip ajaran Agama Islam dalam suatu pemerintahan Islam di segala segi kehidupan kemasyarakatan.
Bapak/ Ibu Dewan juri yang saya hormati…!
Ma’asiral Muslimin wal Muslimat majlis yang mulia…!
Demikianlah cerita singkat ini saya sampaikan, semoga dapat menjadi bahan ajaran dan pelajaran untuk kita semua, amin-amin ya Rab bal’alamin.
Terlebih dan kurang saya mohon ampun dan ma’af, “kalau ada jarum yang patah, jangan di simpan di dalam peti, kalaulah ada kata-kata saya yang salah , tolonglah diperbaiki jangan di adili.”
“ Kalau ada sumur di ladang, bolehlah kita mandi bersama, kalaulaulah ada umur yang panjang suatu sa’at kita bertemu jua.”
Usikum sikum waiyya yabitaqwallah…Wassalamu’alaikum Wr.- Wb.
Ditulis Oleh: Asmardimisbah, S.Ag, M.Si