ANAMBASPOST.COM, OLAHRAGA – Tuduhan kecurangan, klaim ‘meracuni’ olahraga dan intervensi perdana menteri sejumlah negara Eropa adalah hal-hal buruk yang mewarnai perhelatan MotoGP di Valencia, Spanyol akhir pekan ini.
Dalam satu sudut, sang legenda balap motor Valentino Rossi juara dunia sebanyak sembilan kali, dicintai seluruh orang di dunia dan bisa dibilang pembalap motor paling populer sepanjang masa.
Di sisi lain, rekan satu timnya di Yamaha, Jorge Lorenzo, yang berusaha mendapatkan gelar ketiga dalam lima tahun.
Dan orang ketiga di antara keduanya? Marc Marquez, sang juara bertahan.
Rossi harus memulai balapan dari belakang di Valencia. Mungkinkah?
Siapa yang akan memenangkan gelar juara?
Hanya ada dua orang yang akan dinobatkan sebagai juara dunia di Valencia, Minggu nanti.
Rossi, 36 tahun, juara tujuh kali MotoGP namun belum memenangkan kejuaraan sejak tahun 2009.
Jika ia menjadi pemenang nanti, maka ia akan menjadi juara tertua ajang balap motor MotoGP / 500cc sesudah Les Graham pada tahun 1949.
Rekan satu timnya di Yamaha, Lorenzo, 28 tahun, memenangkan gelar pada tahun 2010 dan 2012 dan tujuh poin di belakang Rossi pada balapan terakhir.
Jika Lorenzo menang, Rossi harus finis di urutan kedua agar Lorenzo tidak mendapatkan gelar ketiga. Dan hal ini akan sulit dilakukan karena Rossi harus mulai dari belakang.
Bagaimana semua ini terjadi?
Pertarungan seru di sirkuit ini telah terjadi sepanjang musim, Rossi unggul atas rekan setimnya Lorenzo menuju ke balapan kedua terakhir di Malaysia bulan lalu.
Dalam sebuah konferensi pers usai balapan Rossi menuduh Marquez – yang duduk tidak seberapa jauh darinya – berupaya untuk mengganggu balapannya dan ingin Lorenzo untuk memenangkan gelar.
Marquez, yang ketika masih kecil adalah penggemar Rossi dan menjuarai balap MotoGP pada 2013 dan 2014, membantah tudingan tersebut. Dia kemudian berselisih dengan sang veteran di Malaysia.
Masalah di Sepang
Marquez menyalip Rossi di lap ke 13 dengan langkah berani sebelum pembalap asal Italia itu dipaksa kembali ke dalam. Kedua pembalap melaju, dan setelah melambat dan saling memandang, keduanya ‘bersentuhan’.
Marquez ditendang dari motor Honda Repsol, dan Rossi melaju ke garis finis dan mengakhiri balapan di urutan ketiga.
Wasit balapan menyalahkan Rossi atas kecelakaan yang terjadi dan memutuskan, usai penyelidikan balap motor, ia akan memulai balapan terakhir musim ini dari belakang.
Rossi kemudian menuduh Marquez yang telah “membuat saya kehilangan kesempatan menjadi juara”.
Dia mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrasi Olahraga dan meminta hukuman ditangguhkan. Lorenzo diminta untuk menghadiri banding namun ia menolak.
Pada hari Kamis, Cas menolak untuk menangguhkan hukuman penalti – Rossi tidak diizinkan untuk mengikuti lomba seperti biasa pada hari Minggu nanti, dan kesempatan untuk memutuskan siapa yang akan jadi pemenang di pengadilan nanti nampaknya hilang.
Untungnya pemenang akan diputuskan di lapangan.
Olahraga yang harus menang
Perselisihan antara Rossi dan Marquez memicu perdebatan di Spanyol dan Italia.
Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, memanggil Rossi untuk mengekspresikan dukungannya, sementara rekannya dari Spanyol, Mariano Rajoy, menggunakan Twitter untuk menyatakan dukungan pada Marquez.
Media Spanyol membandingkan tindakan Rossi dengan bek Italia, Mauro Tassotti, yang menyikut wajah Luis Enrique dari Spanyol dalam insiden terkenal di perempat final Piala Dunia 1994.
Sementara itu Marquez, mengajukan berkas ke pengadilan karena dia dan keluarganya dihina dan diserang secara fisik oleh wartawan televisi Italia di rumah mereka dekat Barcelona.
Vito Ippolito, presiden Federasi Sepeda Motor Internasional, mengatakan bentrokan itu “merusak” dan “meracuni olahraga”.
Tidak heran panitia MotoGP merilis pernyataan pada hari Kamis mengingatkan para pembalap bahwa “olahraga yang harus menjadi pemenang”.
Sumber : bbc.com/ Red Anambas Pos