Anambaspos.com – Kemunculan Suzuki Jimny di GIIAS 2017, disambut gembira para penggemar off-road. Karena Jimny, pewaris keandalan Suzuki di dunia jip 4WD. Meski dijual terbatas, harga Rp 285 juta memang pilihan mobil 4×4 termurah saat ini. Tapi Jimny tidak sendiri. Sebelumnya ada Renault Duster 4×4, versi rebadge Dacia Duster yang cukup laris di dataran Eropa. Harga ditawarkan Rp 333,5 juta untuk varian RXL dan Rp 341 juta untuk RXZ. Mana yang paling unggul di antara keduanya?
Desain
Jimny ibarat kapsul waktu, yang membuat jiwa tua terperangkap dalam raga muda. Generasi ketiga dengan kode JB43, memiliki desain yang tak banyak berubah sejak 1998. Bentuk seperti ini ya bentuknya Jimny. Sebuah mobil yang dirancang khusus untuk off-road. Mobil yang sama sekali tidak memperhatikan penampilan. Segala sesuatunya hanya mementingkan utilitas di medan off-road dan seadanya saja. Siklus hidup yang masih bertahan hingga sekarang, membuatnya tampak retro karena terlahir di era 90an. Desain kaku dan boxy di Jimny lawas, hanya tinggal diperhalus dengan sedikit modernitas. Inilah yang membuat penampilan Jimny menjadi begitu menggemaskan.
Desain dasbornya pun tampak spartan tanpa kehadiran unsur kemewahan. Hanya unsure basic semata sebagai mobil off-road. Sudah tampak ketinggalan zaman di era ini. Begitu pula material yang digunakan, tampak tidak sesuai dengan harganya. Bagian modern hanya tombol transfer case yang bertengger di tengah dasbor. Duduk di balik kemudi masih cukup untuk orang berpostur jangkung. Jangkauan segala tombol sangat mudah diraih. Hanya akses ke baris kedua yang amat sulit, terlebih memang tidak memiliki pintu sendiri. Menegaskan mobil yang cocok dipakai sendiri atau maksimal berdua, bukan sebagai mobil keluarga.
Sangat berbeda dengan Renault Duster. Berbagi wajah sama dengan Duster versi FWD, lebih mengisyaratkan sebagai SUV ketimbang jip. Lampu utama besar, dikelilingi garis-garis berotot halus dan wheel arch lapang, menciptakan tampilan tangguh dan kokoh. Proporsi SUV dengan empat pintu lebih praktis untuk penggunaan on-road. Mampu menampung hingga 5 orang dan masih tersedia ruang bagasi lapang. Cocok sebagai mobil dua alam, yang mampu membawa serta keluarga ber-off-road ria.
Interiornya jelas lebih modern ketimbang Jimny. Bermain dengan warna cerah beige dan abu-abu, agar tidak monoton dan membosankan. Kualitas material tampak mengecewakan mengingat emblem pabrikan Eropa terkemuka. Karena memang dasarnya mobil ini ialah Dacia Duster, yang notabene mobil murah rakitan dari India.
Performa Mesin
Sektor ini memang tidak sebanding dan berimbang, dari dua jenis mesin dengan bahan bakar berbeda. Menggunakan mesin M13A 4-silinder dengan teknologi VVT, tenaga dihasilkan cuma 82 PS dan torsi 110 Nm. Bakal kewalahan bila meladeni jalanan menanjak dalam kondisi terisi penuh penumpang. Ditambah hanya berpasangan dengan transmisi otomatis konvensional 4-percepatan. Mobil ini bukan untuk kebut-kebutan di aspal. Melainkan piawi mengangkangi tiap obstacle di medan off-road.
Renault Duster dipersenjatai mesin diesel modern direct common-rail injection berkapasitas 1,5-liter. Dengan pasokan fixed turbocharger, mampu memproduksi tenaga 110 hp dan torsi sebesar 245 Nm. Jelas, bukan lawan seimbang bagi Jimny. Torsi besar yang sudah terhimpun di putaran rendah, sehingga tak perlu usaha berlebih untuk merayapi bukit dan bebatuan. Transmisi yang tersedia hanya manual dengan 6 tingkat percepatan. Lebih fleksibel untuk mengeksplor torsi di tiap putaran mesin.
Sekadar info, Jimny punya varian diesel menggunakan mesin K9K 1,5-liter TDI bertenaga 65 PS yang sudah mengorbit sejak 2004. Faktanya, mesin K-Type merupakan hasil pengembangan Renault sejak pertengahan 1990an. Dan bila merunut turunan mesin ini, akan ditemui kode mesin K9K 896 yang ternyata mesin Duster sekarang.
Kemampuan Off-Road
Bagian paling seru, membandingkan kedua off-roader ini. Suzuki Jimny dirancang agar lincah di berbagai medan offroad. Ground clearance 190 mm memang tidak terdengar tinggi, tapi diimbangi body clearance yang lebih jangkung. Jimny memiliki approach angle 34°, ramp break over angle 34° dan departure angle 46°. Radius putarnya sangat kecil 4,9 meter. Dengan dimensi seringkas 3.695 x 1.600 x 1.705 mm dan jarak sumbu roda yang hanya 2.250 mm, memudahkan pengemudinya menyelinap di medan offroad ekstrem seperti pegunungan atau hutan.
Sistem penggerak 4WD part-time dapat diatur melalui 3 tombol di dasbor: 2WD, 4WD dan 4WD-L. Kondisi standar dalam posisi 2WD yang menggerakkan roda belakang (RWD). Saat mengaktifkan 4WD, roda depan langsung tersambung melalui rasio gear tinggi (High). Model 4WD-L berarti tersambung pada rasio gear terendah atau Low. Dengan rasio Low 2,643, final gear 4,090 dan crawl ratio 31,08, sudah cukup untuk menghajar obstacle level menengah dalam kondisi standar. Tidak ada pengunci differential tengah untuk membedakan kecepatan antara roda depan dan belakang.
Di sektor suspensi, Jimny menerapkan konstruksi sama seperti milik Jimny gen-2 berupa paduan solid axle dan per keong dengan sistem 3-link. Kedua axle (gardan) ditempatkan pada ujung depan dan belakang untuk mengurangi gejala pitching saat sedang berjalan. Gunanya untuk memaksimalkan kenyamanan pengendaraan sekaligus mengoptimalkan approach angle maupun departure angle.
Renault Duster memiliki approach angle 30° dan departure angle 35°. Tidak sebaik Jimny tapi memiliki ground clearance setinggi 210 mm. Bodi yang lebih besar (4.315 x 1.822 x 1.695 mm) jelas tidak selincah Jimny. Dilengkapi sistem 4WD dengan 3 setelan: 2WD, 4WD Auto dan 4WD Lock, yang diatur melalui kenop putar. Kondisi default mesin menggerakkan roda depan (FWD). Berbeda dengan Jimny, tidak ada mode 4WD High dan 4WD Low. Distribusi menuju gardan depan dan belakang diatur secara otomatis oleh komputer sesuai traksi dan kondisi jalan. Fungsi Lock dapat membagi tenaga 50/50 hingga kecepatan 60 km/jam, untuk melewati medan lebih berat. (red/auto)