ANAMBASPOST.COM, PALMATAK – Belum sampai setahun, jalan penghubung Desa Payaklaman ke Desa Ladan, Kecamtan Palmatak, Anambas sudah rusak dan belubang. Proyek yang menelan dana sebesar Rp. 23 M tersebut merupakan proyek Multiyears yang dikerjakan pada tahun 2014 lalu.
Proyek yang dikerjakan oleh PT Unggul Mitra Pratama Interindo beserta Konsultan Pengawasnya dari PT Bentan Sondong Peninting Ottoman archithectur tersebut dikerjakan asal-asalan.
Setali tiga uang, selain itu proyek pembangunan jalan menuju Desa Payaklaman ke Desa Peninting yang juga dikerjakan oleh PT yang sama, juga terkesan asal-asalan. Proyek yang menelan dana Rp57.326.602 tersebut, Box covernya dibuat tidak sesuai dengan Bestek, Bukan hanya itu bahu jalan tanahnya dibiarkan begitu saja tanpa diconpag, sehingga apabila hari huja tanah tersebut turun.
Anggota Komisi III DPRD Anambas, Jasril jamal menilai proyek pembangunan jalan yang dikerjakan tersebut terkesan asal-asalan saja
“Kontraktor seperti ini perlu dievaluasi jangan dibiarkan melakukan pembangunan jalan seperti itu. Kalau pembangunanya saja asal-asalan akhirnya masyarakat juga yang dirugikan,” ungkap Jasril saat monitoring rombongan Komisi III anggota DPRD Anambas , Jumat (5/11) kemarin.
Jasril yang merupakan, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu, mengaku kecewa dengan kinerja kontraktor, ironisnya lagi konsultan pengawas pun sama, sangat lemah dalam pengawasan.
“Ingat,,! pembangunan ini menggunakan uang rakyat lo..! bukan uang kita. Jadi jangan se enak-enaknya saja. Dikerjakan sebaik baiknya lah.” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Hasnidar Ketua Komisi III DPRD Anambas, yang sempat mengomel kepada konsultan pengawas, karena tidak menjalankan fungsinya dengan benar.”Konsultan pengawas kemana saja proyek dibiarkan seperti ini.”geramnya.
Sementara salah seorang anggota DPRD Anambas lainya mengatakan, tiga unsure terkait ini dalam melakukan pembangunan proyek Multiyears tersebut sama saja. Seperti Dinas Perkerjaan Umum (PU) Anambas, Kontraktor, mapun Konsultan pengawas, sama-sama lalai.
“Kalau dilihat sama saja, sama-sama lalai. Sekarang tidak perlu lagi saling salah menyalahkan, harus dicari solusinya. Kalau lah begini, semua tidak mau salah,” beber Mulyadi yang akrab dipanggil Kan Kan.
Sementara itu, dari pihak Konsultan pengawas berkilah, lemahnya pengawasan diakibatkan karena kontraktor yang tidak mengindahkan teguran konsultan.
Pejabat Pelaksana Tehknis Kegiatan, Ishahendra mengatakan, jalan yang mengalami kerusakan tersebut akibat pelapisan pondasi tidak maksimal dalam pemadatan, sehingga terjadi penurunan.
Isha sendiri mengapresiasi sikap DPRD yang turun langsung pengawasan terhadap proyek. Dan, kedepan diharapkan hal ini dapat berlanjut. “Misal, jika tahun sebelumnya temuan BPK ada 10 persen. Jadi, dengan pengawasan ketat dari DPRD ini, diharapkan tahun berikutnya lebih rendah. Kalau bisa jadi 3 persen,” tukasnya. (Sal)
Editor : Faisal