Proyek SMK Otomotif Mangkrak
ANAMBASPOS.COM, TAREMPA – Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan proyek pembangunan Gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Otomotif, Arif mengaku tidak memegang speck pekerjaan, sebagai acuan pekerjaan fisk bangunan. Pengerjaan proyek tersebut juga diketahui mangkrak alias vakum tidak ada kegiatan hingga satu bulan lamanya.
Paket proyek tersebut berasal dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Kementerian Pendidikan Tahun Anggaran 2016. Dikerjakan dengan cara swakelola dan berlokasi di Desa Tiangau, Kecamatan Siantan Selatan Kepulauan Anambas dengan Pagu Anggaran sekitar 3,5 Milayar.
“Saya belum lihat dan pegang speck-nya pak. Nantilah saya coba liat,” ungkap Arif, seraya mengatakan akan membicarakan hal tersebut dengan pihak-pihak terkait dalam pengerjaan proyek itu kepada media ini saat ditanya terkait hal tersebut.
Sementara menanggapi tertundanya pengerjaan proyek itu hingga satu bulan, Arif yang juga guru SMA 1 Letung itu, mengatakan dikarenakan item material yang diperlukan tidak sesuai harganya di Tarempa dari harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Karenanya material tersebut dibelanjakan di Jakarta, sehingga memakan waktu lama.
“Kita belanja materialnya di Jakarta pak. Kalau beli di Tarempa harganya tinggi tidak masuk dengan anggaran yang ada,” sebutnya.
Pengakuan Arif tersebut mengundang tanda tanya dari Aktivis Forum Pemerhati Kebijakan Publik Provinsi Kepulauan Riau Korda Anambas, Muslim. Selaku penanggungjawab kegiatan, pernyataan itu sangat tidak layak menurutnya.
“Aneh, kalau penanggungjawab kegiatan proyek, tapi tidak megang speck pekerjaan. Sedangkan kegiatan sudah berjalan hingga 10 persen. ” kata Muslim.
Dikatakan Muslim, ada dugaan item pengerjaan proyek tersebut akan dikurangi oleh pihak panitia pelaksana kegiatan. JIka ingin mengurangi item pekerjaan dari speck awal, hendaknya dilalui mekanisme yang benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Kita menerima laporan dari warga setempat, ada dugaan item pekerjaan yang akan dikurangi. Jika langkah itu ingin diambil, hendaknya ada berita acara musyawarah panitia bersama konsultan pengawas dan konsultan pelaksana. Jika tidak dilakukan, kita akan meminta pertanggungjawaban dari pihak panitia,” tegas Muslim.
Terpisah, salah seorang warga Tiangau, Kecamatan Siantan Selatan kepada media ini meminta, proyek tersebut terealisasi. Warga juga berharap gedung sekolah tersebut dibangun dengan kondisi yang layak dan kuat.
“Kita berharap proyek tersebut terealisasi, bangunannya layak dan kuat. Karena infrastruktur itu sangat bermanfaat bagi peningkatan dunia pendidikan Anambas, khususnya di Siantan Selatan,” sebut warga itu. (Asril Masbah)